Subulussalam, Sriwijaya Media- Menyoal banjir tahunan yang kerap terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Lae Soraya, mendapat tanggapan dari Kepala BPBD Kota Subulussalam Aditia Karya.
Menurut dia, kondisi di 3 kecamatan yang dilanda banjir meliputi, Kecamatan Rundeng, Sultan Daulat dan Kecamatan Longkib, ditenggarai oleh anomali keadaan cuaca saat ini yang merupakan fenomena alam, sehingga terjadi setiap tahunnya.
“Kami telah menganalisis sebab-sebab terjadinya banjir selama ini. Pengaruh alam Kabupaten Aceh Tenggara, dan Pak Pak Barat sangat dominan sebagai daerah hulu yang mempengaruhi kapasitas Sungai Lae Soraya sebagai pendistribusian menuju ke daerah hilir hingga akhir pembuangan ke muara Kabupaten Aceh Singkil. Impact-nya, Kota Subulussalam yang memiliki dataran rendah, sehingga air kiriman tersebut sering meluap ke permukaan,” terang Aditia Karya, Jum’at (21/5/2021).
Menurut Aditia, sebenarnya permasalahan banjir di lima kabupaten/kota ini sudah pernah dibahas di BNPB Jakarta.
Jalan satu-satunya mengatasi persoalan banjir di Kota Subulussalam yakni harus dilakukan pembangunan kanal.
Bahkan pada Musrenbang tahun lalu di Banda Aceh, pihaknya telah mengusulkan pembangunan talud dan sheet field ke BNPB.
“Itulah strategi yang kami lakukan. Kami optimistis mudah-mudahan di tahun 2022 dapat terealisasi sehingga persoalan banjir dapat teratasi,” tuturnya.
Saat ini, pihaknya terus memantau penanganan banjir dilapangan, dan telah berkoordinasi dengan BNPB dan BPBA.
Dalam hal ini, pihaknya merencanakan dan mengusulkan kebutuhan dalam penangganan banjir ke BPBA Banda Aceh.
“Selama 7 hari ini kita dalam status siaga darurat banjir,” jelas Aditia seraya menambahkan terkait masalah gagal panen dapat dikonfirmasi ke dinas terkait. (Mha)









