Muara Enim, Sriwijaya Media – Sejak dua pekan terakhir masyarakat di Kecamatan Muara Enim dikeluhkan atas langkanya keberadaan gas elpiji ukuran 3 kilogram.
Atas kondisi demikian, sejumlah wakil rakyat Muara Enim geram dan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut.
Ketua Komisi III DPRD Muara Enim Kasman menyayangkan atas langkanya gas elpiji 3 kg. Untuk itu, pihaknya akan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait. Besok akan kita jadwalkan. Jika memang benar ada oknum yang nakal dan menimbun gas, maka akan ditindak tegas. Bila perlu kita akan lakukan sidak. Kan kasihan dengan masyarakat,” kata politisi Partai NasDem Muara Enim ini.
Setali tiga uang, Wakil Ketua DPRD Muara Enim Hadiono menegaskan jika benar kelangkaan ini terjadi akibat ada permainan dari agen, maka pihaknya mendesak pihak Pertamina untuk segera mencabut izin penjualannya.
“Saya sendiri juga merasakan, ini kejadiannya di dapil 3 daerah Lembak. Saya sudah satu bulan memesan tabung gas 12 kg, tapi hingga sekarang belum diantar. Apalagi yang 3kg,” kata politisi Partai Golkar Muara Enim ini.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Muara Enim Syafrudin melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Diperindag Muara Enim Andi Hartono menjelaskan kuota yang diajukan ditahun ini sebesar 20.161 metrix ton, namun hanya direalisasikan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebesar 14.626 metrix ton. Artinya ada pengurangan sekitar 13.698 metrix ton.
“Kami sudah berkordinasi dan menanyakan ke SPPBE PT Pelita Sriwijaya Sejahtera, di Desa Muara Lawai. Mereka mengatakan pendistribusian telah sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Memang selama dibulan suci Ramadhan ini ada peningkatan daya kebutuhan terhadap gas 3 kg,” jelasnya.
Bahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Pertamina Persero untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan dibulan Ramadhan dengan menambah sebanyak 2% dari distribusi awal.
Dia menegaskan jika ada oknum agen dan pangkalan yang menimbun dan menaikan harga jual dari harga Harga Eceran Tertinggi (HET), maka pihak Pertamina akan langsung melakukan pemutusan kontrak.
“Kita akan turun ke lapangan. Jika ditemukan ada dugaan menimbun, maka akan kita tindak tegas,” tuturnya.
Dia juga mengimbau agar ASN dan Usaha Menengah Keatas untuk tidak menggunakan gas bersubsidi, agar tidak berdampak kepada masyarakat ekonomi kebawah.
Diketahui, hingga saat ini keberadaan gas 3 kg di Muara Enim sulit ditemukan. Bahkan harga jual gas 3 kg pun mengalami kenaikan signifikan hingga Rp30.000 per tabung.(sam)