Palembang, Sriwijaya Media-Berdasar hasil rapat LKPJ Gubernur Sumsel antara Panitia Khusus (Pansus) V DPRD Sumsel dengan Dinas Pendidikan Nasional (Disdik) Sumsel di ruang Aula Komisi V DPRD Sumsel, ternyata vaksin Covid-19 untuk guru seluruh Sumsel, terutama untuk SMA dan SMK progresnya hanya 12,83 persen.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Pansus V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli ketika di temui di ruang kerjanya, Senin (19/4/2021).
“Artinya masih dibawah 15 persen, jadi kami dari Pansus V DPRD Sumsel masih menunggu satu bulan sebelum di bukanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Jika data ini tidak berubah, maka kami tetap merekomendasikan untuk menunda diselenggarakannya PTM di tahun ajaran baru,” kata Wakil Ketua Pansus V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli.
Untuk itu, pihaknya mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel untuk mengejar agar guru-guru di Sumsel segera diberikan vaksin Covid-19.
Keterlambatan ini, diklaim Dinkes lantaran permasalahan distribusi kesiapan dari sekolah. Padahal pihak sekolah sudah siap. Bahkan pihak Disdik Sumsel sudah mengusulkan agar guru divaksin massal.
“Kami akan melihat bagaimana satu bulan ini kinerja Dinkes Sumsel menyelesaikan vaksin Covid-19 terhadap guru-guru di Sumsel,” terangnya.
Sebelumnya, Komisi V DPRD Sumsel mempertanyakan kesiapan dalam membuka PTM terbatas di sekolah ditengah pandemi Covid-19 ini.
“Dengan rencana dibukanya sekolah sesuai SK 4 Menteri pada Juni, justru kami menanyakan kesiapan vaksin Covid 19 untuk guru dan siswa dan persiapan rencana pembukaan sekolah di tahun ajaran baru. Termasuk distribusi vaksin yang ada di Sumsel sudah berapa persen,” paparnya.
Apalagi SKB 4 Menteri tersebut ada catatan yaitu pembukaan proses belajar mengajar tergantung wilayahnya masing-masing.
Kalau wilayahnya trend Covidnya tinggi, tentu pembukaan sekolah ditunda. Tapi kalau sudah normal boleh dibuka.
Dia juga mempertanyakan soal pemberian vaksin di ibu kota kecamatan dan belum menyisir guru-guru yang berada di dusun-dusun.
Sementara itu, Kepala Disdik Sumsel Reza Fahlevi menjelaskan untuk PTM terbatas sesuai surat edaran Gubernur Sumsel Desember tahun 2020, dimana Sumsel menunda proses belajar mengajar sampai vaksin sudah diterima semua guru.
“Diharapkan di Juli tahun ajaran baru semua sudah divaksin, tapi tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan shif-shiefan,” katanya.
Pihaknya sudah menyampaikan kepada Dinkes Sumsel agar vaksinasi ini cepat selesai di pertengahan Mei nanti, minimal guru SMA/SMK dan SMP diminggu ke empat bulan Mei.
“Kalau kita nunggu di RS Siti Fatimah tidak selesai, makanya saya usul kapada Kepala Dinkes untuk diadakan vaksin massal. Tenaga pendidik ini diprioritaskan. Jika ada orangtua yang belum mengizinkan anaknya sekolah, kita fasilitasi dengan daring dan online, bukan dipaksakan semuanya harus PTM,” jelasnya.
Perwakilan Dinkes Sumsel Yanuar dan Feri menjelaskan distribusi vaksin di Sumsel berjalan lancar dan terakhir vaksin single dosis terserap dan ada beberapa kabupaten kota saja yang tersisa.
Untuk stok dosis, multi doss vaksin masih cukup banyak sekitar rata-rata 80 sampai 100.000 kabupaten kota. Sedangkan stok provinsi sekitar 34.900 dosis untuk multi doss vaksin.
Untuk penyerapan vaksin hampir rata-rata diatas 80 sampai 100 persen lebih.
Untuk vaksinasi tenaga pendidikan di Sumsel hampir kabupaten kota vaksinasinya mencapai di posisi 26 persen ada juga 29 persen. Seperti di Banyuasin rata-rata ragenya 25 sampai 29 persen.
“Prioritas vaksin untuk tenaga pendidik dan kependidikan. Sedangkan vaksin untuk siswa mulai TK sampai SMA dibawah umur 18 tahun memang belum menjadi prioritas karena sisi ketersediaan vaksin, dimana uji klinisnya untuk diatas 18 tahun,” pungkasnya.(Ocha)