Palembang, Sriwijaya Media-Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Beni Kurniadi memberikan pujian untuk Pemprov Sumsel atas komitmennya dalam meningkatkan budaya baca masyarakat melalui pemenuhan sarana dan prasarana literasi, mengingat dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Provinsi Sumsel yang dinilai serius.
Hal itu dibuktikan dengan dipisahnya antara Dinas Perpustakaan Daerah dan Dinas Kearsipan Daerah.
“Ini upaya serius yang lakukan Pemprov Sumsel dalam hal urusan literasi. Belum ada di Provinsi lain di Indonesia yang seperti ini,” ucap Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpusnas RI, Beni Kurniadi saat talkshow peningkatan indeks literasi masyarakat oleh Perpusnas RI serta Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Perpusnas RI dengan Pemprov Sumsel dan Perguruan Tinggi se Sumsel, di Griya Agung Palembang, Kamis (8/4/2021).
Menurut dia, Perpusnas RI memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina, fasilitas penelitian, kelestarian, perpustakaan rujukan, perpustakaan arsip.
“Data tahun 2020 ada 253.809 perpustakaan di Indonesia. Dari jumlah tersebut hanya 2 persen saja yang memenuhi standar nasional perpustakaan,” terangnya.
Dengan keadaan tersebut, kata dia, diperlukan upaya serius yang dilakukan pemerintah dalam memberikan fasilitas perpustakaan yang memenuhi standar Perpusnas.
“Kita apresiasi Pemprov Sumsel yang terus berupaya memberikan akses layanan bacaan bagi masyarakat hingga ke desa-desa,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya mengatakan, pemberian fasilitas bacaan dalam bentuk literasi perpustakaan terus dilakukan pemerintah, termasuk penyediaan pojok baca digital dipusat-pusat layanan fasilitas umum.
“Pemerintah provinsi peningkatkan indeks literasi. Indeks ini mengukur sampai kemana semangat masyarakat dalam membaca,” ucap Mawardi.
Mawardi menambahkan, untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan perhatian dari semua pihak dalam hal penyediaan fasilitas baca.
Bahkan pemerintah telah berupaya melakukan pemenuhan literasi baik dalam bentuk fisik buku maupun dalam bentuk bacaan digital ditingkat kabupaten/kota hingga tingkat desa.
“Kita telah menyiapkan pojok baca di terminal penumpang bandara, stasiun kereta api. Hingga pusat wisata dan layanan publik. Upaya Pemprov ini juga mulai diikuti oleh kabupaten/kota,” jelasnya. (Ocha)