DR Tarech Rasyid : Media Online Harus Pertahankan Idealisme

IMG_20210412_202113

Palembang, Sriwijaya Media-Media online harus memiliki dedikasi dan idealisme dalam membangun opini yang positif dengan berpedoman pada karya jurnalistik. Hingga kepercayaan masyarakat pada pers tidak luntur, meski perkembangan media sosial (medsos) makin pesat.

Hal itu dikatakan Rektor Universitas IBA Palembang DR Tarech Rasyid dalam diskusi publik dengan tema ‘Dampak Hoax dan Distrust Terhadap Media Online’, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumsel di Griya Agung, Senin (12/4/2021).

Bacaan Lainnya

Acara yang dimoderatori oleh Muhammad Uzair itu disaksikan oleh para mahasiswa dari UIN Raden Fatah Palembang, dan diakses para tamu dan undangan lewat aplikasi zoom.

Menurut Tarech, pesatnya kebebasan informasi yang diperoleh masyarakat secara luas melalui medsos telah mengalahkan pers dalam kecepatan.

Meski informasi tersebut tidak dapat di pertanggungjawabkan sesuai hukum dan etika jurnalistik.

“Namun, jika medsos tersebut konsisten dalam mengelola isu-isu yang berkembang secara lebih mendalam, mungkin pers akan semakin terancam keberadaannya. Hal ini akan berdampak pula pada tingkat kepercayaan publik,” terang Tarech.

Kondisi yang jumpai saat ini, kata dia, keberadaan media online sebagai pers nasional. Saat ini juga perlu mendapat perhatian lebih jauh. Sebab, hegemoni kekuasaan dari pemerintahan yang semakin besar.

Ditambah lagi perusahaan pers sebagai industri akan berdampak pada turutnnya kepercayaan publik tersebut.

“Sebagai salah satu pilar demokrasi, pers menjadi pengawalnya. Jika pers kalah dengan hegemoni kekuasaan atau dikendalikan oleh bisnis, maka nilai media tersebut tidak jauh berbeda dengan media sosial tersebut,” ucapnya.

Untuk bisa menjaga keberadaan pers dan media massa dalam koridornya, maka dibutuhkan komitmen dari perusahaan-perusahaan pers.

Bagaimana mereka menjaga tingkat kepercayaan publik dalam menyajikan berbagai informasi yang berimbang, dan sesuai fakta.

Setali tiga uang, Korwil AMSI Sumsel, Agus Perdana, perusahaan pers berbeda dengan medsos. Baik secara badan hukum, ataupun dalam teknis kegiatan jurnalistik yang dilaksanakan.

Dampak pemberitaan hoax di media sosial juga berimbas pada tingkat kepercayaan masyarakat pada pers.

“Jumlah media online di Sumsel saja ratusan, dan tidak mudah mempertahankan idealisme pers di tengah kebutuhan pasar media,” papar Agus.

Kondisi lainnya yang terjadi, medsos seperti Instagram, youtube, Facebook, dan Twitter kini juga menjadi bagian dari pers. Untuk menghalau berbagai pemberitaan hoax, dibutuhkan pemahaman dari masyarakat pembaca agar tidak mudah terjebak dalam pemberitaan tersebut.

“Meski kita pahami tingkat pemahaman masyarakat masih sangat rendah. Upaya yang dibangun minimal menyajikan cek fakta, agar terjadi pelurusan berita-berita hoax yang terus berkembang,” jelasnya.(jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *