Ini Wujud Komitmen Pemkab OKI Tutup Akses Blank Spot

IMG_20210205_145430

-Inisiasi Provider Bangun 19 Tower, Fasilitasi Internet Desa Mandiri

Kayuagung, Sriwijaya Media-Sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) masih mengalami blank spot area atau tidak terjangkau sinyal, khususnya yang berada di daerah pedalaman dan pesisir.

Bacaan Lainnya

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI terus berupaya agar permasalahan blank spot area ini bisa teratasi sehingga sinyal telekomunikasi bisa menjangkau seluruh daerah. Apalagi di masa pandemi ini, aktivitas belajar mengajar banyak dilakukan secara daring.

Bupati OKI H Iskandar, SE., melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) OKI, Alexsander Bustomi, M.Si., mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 lalu ada sebanyak 19 desa titik blank spot diwilayah pesisir OKI telah dibangun tower telekomunikasi.

“Tahun 2020 kita dorong agar provider mau membangun tower dititik-titik blank spot, terutama diwilayah pesisir OKI. Kita bergerilya mendatangi mereka sejak Maret 2020 lalu,” kata Alex, Jum’at, (5/2/2021).

Hasilnya, lanjut Alex, menurut data penerbitan IMB ada sebanyak 19 titik tower yang dibangun provider ditahun 2020 diantaranya di Desa Sungai Somor, Kuala Sungai Jeruju, Kuala Sungai Pasir, Talang Rimba, Kecamatan Cengal, Lebung Gajah Kecamatan Tulung Selapan serta beberapa titik lain diwilayah daratan seperti Kecamatan Pangkalan Lampam, Jejawi, Pampangan, Mesuji Raya dan Sirah Pulau (SP) Padang.

“Ada beberapa titik yang sudah berdiri tower dan telah bisa digunakan seperti di Sungai Somor, Talang Rimba, Kuala Sungai Pasir, Kuala Sungai Jeruju, lainnya. Tapi terkendala operasional karena provider harus menempatkan alat pemancar sehingga sinyal GSM/ 4G baru bisa didapatkan. Ini merupakan keputusan mutlak dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berorientasi pada hitung-hitungan bisnis, dan pemda tidak berkewenangan untuk mengintervensi namun tetap pemda usulkan,” terangnya.

Selain itu, masih kata Alex, pihaknya juga gencar mengusulkan penuntasan titik tanpa sinyal melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bhakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Sebuah badan yang konsen mengentaskan keterbatasan komunikasi bagi daerah 3 T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Selain upaya inisiatif tersebut, Alex menjelaskan, ada suatu instrumen yang dapat diterapkan oleh para Kepala Desa (kades) untuk mengatasi kesulitan internet di Desa. Salah satunya merujuk pada penyediaan internet desa yang teknologi nya berbeda dengan sinyal seluler, namun bisa mengatasi fungsi komunikasi internet.

“Permendes PDTT No 13/2020 pasal 6 ayat 2.a beserta lampirannya menjadi dasar hukum bagi desa untuk menyelenggarakan internet desa secara mandiri. Diskominfo OKI siap memfasilitasi penyelenggaraan internet desa dengan berbagai provider/ ISP yang ada,” ucap Alex.

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk membuka akses internet di wilayah blank spot lewat program Desa Internet Mandiri. Program ini menyasar desa-desa di luar daerah 3T.

“Kami sudah buka komunikasi dengan APJII. Mereka paham betul dengan teknologinya. Tahun ini kita akan uji coba di OKI,” bebernya.

Teknologi yang digunakan APJII, disiapkan untuk menyediakan jaringan internet melalui satelit lantaran sulit untuk memasang kabel serat optik.

“Kalau kita lihat sekarang setiap desa punya dana desa (DD) dan dapat APBD. Nah, ini bisa dialokasikan ke BUMDes untuk membangun infrastruktur internet di desa-desa,” tuturnya.

Menurut Alex, menyediakan infrastruktur seperti program Desa Internet Mandiri adalah tahap awal untuk memperluas transformasi digital hingga desa.

“Memang jalannya panjang, kita lakukan secara bertahap mengingat kondisi geografis wilayah kita,” jelasnya.(jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *