Kepala BRG : Modifikasi Cuaca Diklaim Mampu Jaga Tingkat Kebasahan Gambut di Sumsel

IMG_20201104_182349

Palembang, Sriwijaya Media-Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia (RI) menggelar pelatihan perawatan dan pemeliharaan alat pemantau tinggi muka air (TMA) para penjaga alat Provinsi Sumsel, di  Ballroom Aston Hotel Palembang, Rabu (4/11/2020).

Hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala BRG RI Ir Nazir Foead, M.Sc., Kepala Kelompok Kerja (Pokja) Pengembangan Data BRG RI Abdul Karim M, Kepala TRGD Provinsi Sumsel Ir H Dharna Dahlan, MM., Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pertahanan (DLHP) Sumsel Edwar Candra, serta undangan lainnya.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Kepala BRG RI Nazir Foead mengatakan bahwa daerah mana yang masih kering dan berbahaya segera dicatat untuk dibasahi kembali.

“Tahun ini alhamdulillah dengan modifikasi cuaca mampu menjaga tingkat kebasahan gambut di Sumsel. Kita bersama-sama menjaga dan membasahi jumlah hotspot. Hotspot tertinggi hanya 5 titik di bulan Maret,” ujarnya.

Selanjutnya pada Juli, Agustus, dan September hotspot hanya dua, dan itu merupakan percapaian yang sangat luar biasa.

Langkah itu dilakukan oleh LHK, BPPT, BPPD, untuk menjaga kebasahan. Pada Juli sempat hanya 15 cm dibawah tanah. Namun di akhir Agustus naik menjadi 21 cm, sehingga upaya pembasahan melalui start kanal, dan sumur bor dilakukan.

“Upaya yang dilakukan secara bersama membuahkan hasil positif. Ini harus kita pertahankan. Kalau ada kekurangan ada, diperbaiki dan dievaluasi,” terangnya.

Selain itu, masih kata dia, kepala desa (kades) dapat mengkonsolidasikan ke masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kebakaran.

Sementara itu, Kepala TRGD Sumsel Ir H Dharna Dahlan, MM., menambahkan tujuan pelatihan ini adalah untuk mengupdate pengetahuan para penjaga.

“Para penjaga dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan, perawatan, dan pemeliharaan alat secara rutin,” tegasnya.

Dia melanjutkan teori yang diberikan selama tiga ini akan diaplikasikan ke lapangan. Materi pertama terkait dengan wawasan pengetahuan tentang restorasi gambut, pengetahuan teknis, terkait pemeliharaan, dan perawatan alat, serta praktik dilapangan.

“Peserta pelatihan di Sumsel ada sebanyak 13 penjaga. Manfaatkan moment pelatihan ini sebaik mungkin,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *