Tanam Jagung Ditengah Pandemi, Kini Usman Meraup Rezeki

IMG_20201026_204406

Subulussalam, Sriwijaya media-Tak mudah menyerah, itulah prinsip yang dipegang Usman Maha dalam menjalani kehidupannya.

Keterbatasan fisik (pincang kaki kanan-maaf/red) warga Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kabupaten Subulussalam Provinsi Aceh ini tak menyurutkannya untuk terus berusaha menghidupi keluarganya. Betapa tidak, Usman, sapaan akrabnya ini memiliki tanggungan seorang istri dan 6 orang anak.

Bacaan Lainnya

Sebelum pandemi Covid-19 menyelimuti negeri ini, pria berusia 31 tahun ini melakoni usaha pangkas rambut pria dengan jasa Rp10.000 per kepala. Pendapatan yang diperoleh dari usaha pangkas rambut pria itu hanya Rp80.000-Rp120.000. Itupun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan minum sehari-hari.

Usman mulai berpikir bagaimana caranya mencari tambahan penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

Memasuki awal Maret 2020, saat melihat dan mendengar informasi di televisi bahwa Indonesia mulai dilanda pandemi Covid-19, Usman pun mengambil keputusan untuk bercocok tanam jagung. Namun sayang, lahan siapa yang akan ditanami jagung.

Usman pun bercerita niatnya untuk menambah penghasilan tambahan ke sang istri bernama Siti Hajar, guna memenuhi kebutuhan selama pandemi Covid -19.

Usman berpikir bahwa menanam pangan pengganti beras seperti jagung dapat memenuhi kebutuhan, mengingat usia panen jagung hanya menunggu waktu 4 bulan untuk panen dan siap untuk dijual.

Alhasil, niatan Usman direspon baik sang istri Siti Hajar. Sang istri mengatakan kalau dirinya ada keponakan bernama Syahrizal Putra yang memiliki lahan kosong lebih dari satu hektar di Desa Panglima Sahman dan Sibungke, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam. Jarak antara rumah ke lahan itupun hanya sekitar 6 kilometer.

Keesokan harinya, pasangan suami istri (pasutri) ini bertandang ke rumah Syahrizal Putra untuk meminjam lahan tersebut. Gayung pun bersambut, Syahrizal Putra akhirnya meminjamkan lahan tersebut ke Usman cuma-cuma.

Setelah mendapatkan tanah pinjaman, Usman pun kebingungan modal untuk usahanya menanam jagung diatas luas lahan satu hektar.

“Malam harinya, saya bermusyawarah dengan sang istri tercinta tentang modal untuk menanam jagung. Sang istri Siti Jahat  dengan sukarela menawarkan perhiasan berupa kalung satu suku untuk dijadikan modal menaman jagung,” cerita Usman, saat ditemui dikediamannya Minggu (25/10/2020).

Uang Rp4.800.000 dari hasil menjual emas langsung dibelikan bibit jagung, termasuk membeli bibit sayur-sayuran seperti terong, kacang panjang, pepaya, ubi dan lainnya. Rupanya, modal itu belum mencukupi sehingga Usman dan istrinya Siti Hajar meminjam uang ke familinya hingga terkumpul Rp3.200.000. Uang itu langsung dibelikannya pupuk untuk tanaman.

Selama belum mendapatkan hasil dari tanamannya, Usman masih menekuni pangkas rambut pria.

Setelah 4 bulan berlalu, Usman pun menuai hasil panen jagung perdana, termasuk panen sayur mayur.

“Panen jagung dalam satu hektar ini capai 5 ton. Jagung ini dijual ke saudagar di Desa Dah, Kecamatan Rundeng. Alhamdulillah satu kilogram jagung dihargai Rp2.700. Asumsinya, satu hektar jagung dengan perolehan 5 ton dihargai Rp13.500.000. Jika dikurangi dengan modal Rp8.000.000, artinya ada profit sekitar Rp5.500.000,” aku Usman.

Uang hasil panen jagung itu, masih kata Usman, dibayarkan utang yang dipinjam sebelumnya ke familinya. Sementara sisanya dijadikan modal membeli bibit jagung, sayur dan pupuk.

“Ya, saya mulai berpikir sejak isu pemerintah akan mengeluarkan kebijakan lockdown, pasti barang akan susah masuk ke daerah sehingga saya bertekad untuk menanam jagung sebagai dukungan program pemerintah terkait ketahanan pangan menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi masa awal pandemi, usaha pangkas rambut pria mulai sepi pelanggan,” lirihnya.

Usman menuturkan sejak pandemi, apapun aktivitas yang dilakukan harus mengedepankan protokol kesehatan (prokes) seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

Usman berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu dan aktivitas kembali normal sedia kala.

“Alhamdulillah sampai saat ini, usaha menanam jagung masih terus berlanjut. Mau bagaimana lagi, asalkan ada kemauan dan usaha, Insha Allah ada jalan,” jelas Usman.(mha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *