Baturaja, Sriwijaya Media- Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), mengklaim Pilkada tahun ini merupakan pilkada terberat dan termahal. Hal ini karena penyelenggaraannya di masa pandemi Covid-19.
Hal ini ditegaskan Ketua KPU OKU Naning Wijaya, ST., saat diskusi politik dengan tema perspektif pilkada serentak 2020 menyongsong pemilu serentak 2024, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes), di Ballroom Hotel Bukit Indah Lestari Baturaja, Kamis (15/10/2020)
Naning mengatakan penyelenggaraan pilkada serentak tahun 2020 yang aman, sehat dan selamat serta berkualitas ini merupakan target yang hendak dicapai. Meskipun dimasa pandemi Covid-19, namun KPU OKU optimistis target partisipasi pemilih bisa menyentuh persentase 79 persen.
Diskusi politik ini dibuka langsung Ketua KPU OKU Naning Wijaya, ST., dengan menghadirkan narasumber komisioner KPU RI Viryan Aziz (zoom), Titi Angraeni selaku Pembina Perludem (zoom), pengamat politik DR Febrian, SH., MS., Dr Hendra Alfani, S.Sos., M.Ikom (akademisi)) dan Ketua KPU Sumsel Dra Kelly Mariana dengan moderator Kepala News Room Sripo-tribunsumsel, Hj Weny Ramdiastuti.
Turut hadir dalam diskusi politik antara lain Pjs Bupati OKU diwakili Sekda OKU Dr Ir Drs Ir H Tarmizi Achmad, SE., MT., M.Si., MH., Kapolres OKU AKBP Arif Hidayat Ritonga, S.Ik., MH., Dandim 0403 OKU Letkol Arh Tan Kurniawan, SAP., M.Ipol., Kasat Intel Kejari OKU Variska Ardina Kodriyansah, SH., MH., Perwakilan Pengadilan Negeri (PN) OKU Solihun, SH., MH., Rektor Unbara Ir Hj Linda MT., Kaban Kesbangpol OKU Taufiq Zuber, SH., MM , Ketua MUI Drs H Admiyati Somad dan tamu undangan lainnya.
Dalam diskusi tersebut disampaikan bahwa partisipasi politik bukan hanya berupa hak memilih, tetapi juga hak berpartisipasi dalam penyelenggaraan demokrasi.
Misalkan turut serta sebagai pengawas partisipatif. Generasi milenial, generasi yang sangat akrab dengan teknologi informasi. Generasi milenial merupakan pengguna, pembuat dan terpapar informasi dari media internet potensi ini harus diberdayakan dan menjadi momentum sistimatik menentukan pimpinan.
Harus diakui pandemi covid-19 melahirkan kebiasaan baru bagi semua pihak termasuk generasi milenial.
“Kita semua bertransformasi menjadi generasi yang tergitalisasi lebih cepat,” kata Pembina Perludem, Titi Anggraini.
Untuk itu, pihaknya meminta agar KPU menggaet anak muda yang memiliki ativitas tinggi di media sosial untuk sama-sama terlibat pada konteks penyelenggaraan demokrasi.
Generasi milenial mempunyai peran yang sangat strategis dalam mensosialisasikan penyelenggaraaan demokrasi dimasa pandemi covid-19.
“Seperti KPPS milenial yang bisa mendukung sistem informasi rekapitulasi (sirekap), mengambil foto hasil pilkada, lalu mengshare ke jejaring sosial. Dengan keterlibatan generasi milenial akan sangat membantu dalam mensukseskkan penyelenggaraan Pilkada,” jelasnya.(rws)