Oleh :
Pratiwi Fani Sabella, Mahasiswi Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Covid-19 bukan hal yang asing lagi ditelinga masyarakat seluruh dunia pada umumnya dan Negara Indonesia khususnya. Penyakit yang telah memberikan banyak dampak dalam berbagai aspek dan menyerang jutaan manusia dimuka bumi, hingga detik ini pun belum ada kepastian mengenai vaksin dalam penanganan wabah tersebut.
Menurut Worldometers yang merupakan salah satu data terpercaya jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 diproyeksikan sebanyak 273.523.615 jiwa. Itu artinya masyarakat tersebut harus siap menerima dampak yang dihasilkan oleh Covid-19 dalam beberapa saat ini, mulai dari dampak kesehatan, pendidikan, perekonomian dan sebagainya.
Lalu bagaimana peran pemerintah dalam menindaklanjuti wabah Covid-19 yang makin hari makin meresahkan masyarakat?
Sejak hadirnya wabah Covid-19 di Indonesia, kita tahu bahwa pemerintah selalu berpikir keras dan melakukan yang terbaik dalam pencegahan dan pemulihan wabah Covid-19, demi menyelamatkan puluhan juta nyawa masyarakat Indonesia.
Salah satu tindakan pemerintah dalam masa pandemic saat ini yaitu mengenai pendidikan Indonesia. Sejak Indonesia resmi dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, pemerintah dalam hal Kementerian Pendidikan langsung mengambil tindakan tegas dengan tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka yang kemudian dialihkan menjadi pembelajaran daring, dimana gawai, paket data, dan jaringan sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran ini.
Namun kita tahu bahwa bukan hanya aspek pendidikan saja yang mengalami dampak dalam Covid-19 ini, aspek ekonomi juga sangat merasakan dampak dalam kehidupan masyarakat sehingga perekonomian masyarakat Indonesia menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, tidak sedikit para orang tua yang mengeluh akan hal pengeluaran biaya mengenai paket data dalam pembelajaran daring.
Hal itu membuat Kementerian Pendidikan kembali berpikir keras dalam menyikapi hal tersebut dan saat ini pemerintah sedang berencana untuk memberikan bantuan paket data. Hal demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI), Nadiem Makarim bahwa bantuan kuota internet akan dilucurkan pemerintah sebesar Rp9 triliun untuk membantu siswa, guru, mahasiswa, dan dosen dalam menjalankan Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ).
“Alhamulillah, kami dapat dukungan dari menteri-menteri untuk anggaran pulsa bagi peserta didik kita di masa PJJ ini. Jadi dengan senang hati saya mengumumkan hari ini. Kami mendapat persetujuan anggaran Rp 9 triliun untuk tahun ini,” kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X di Kompleks Parlemen, yang diterima kompas.com Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Nadiem mengatakan, bantuan kuota bagi siswa, guru, mahasiswa dan dosen itu akan diberikan selama tiga sampai empat bulan ke depan.
Selepas dari masalah perekonomian yang mengakibatkan siswa sulit mendapatkan biaya paket data, permasalahan lain dalam aspek pendidikan juga timbul dari belahan masyarakat lain yaitu keterbatasan sinyal yang tak memadai didaerahnya.
Tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak sekali daerah-daerah di Indonesia yang kekurangan fasilitas jaringan. Hal ini sangat memberikan dampak terhadap proses pembelajaran daring. Keterbatasan sinyal membuat beberapa siswa dan mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran dirumah dari belahan daerah terpencil harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mendapatkan sinyal agar dapat melaksanakan proses pembelajaran daring.
Bahkan tak sedikit pelajar yang rela pergi jauh dari rumah agar dapat mendapatkan sinyal yang memadai. Bukankah hal tersebut sangat memprihatinkan, pemerintah memberikan kebijakan untuk belajar daring dengan tujuan agar para pelajar tidak keluar rumah demi untuk meminimalisir penularan Covid-19. Namun dengan situasi dan keadaan yang seperti ini, apakah hal tersebut efektif?.
Disinilah berbagai peran sangat diperhatikan seperti peran pemerintah, peran orang tua, dan peran pengertian para guru yang sangat dibutuhkan pelajar. Dimana peran pemerintah sebagai pemegang peranan penting dalam meningkatkan pendidikan anak-anak Indonesia sangat dibutuhkan yaitu dengan lebih memperhatikan dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran daring.
Kemudian peran orang tua juga tak kalah penting karena orang tua merupakan seseorang yang selalu bersama dengan pelajar. Maka orang tua harus lebih memperhatikan kesehatan anak dan kualitas serta fasilitas pembelajaran anak dengan selalu mendampingi anak dalam pembelajaran daring agar dapat melaksanakan dengan baik seperti layaknya rekan-rekan lain yang memiliki fasilitas jaringan memadai.
Kemudian karena situasi yang sangat memprihatinkan tersebut, peran guru juga sangat mempengaruhi dan sangat penting dalam membantu mengatasi permasalahan pembelajaran daring bagi pelajar yang memiliki kekurangan dalam fasilitas jaringan tersebut. Yaitu dengan cara guru lebih berinovasi lagi dalam memberikan materi-materi kepada siswa dan tidak membebani siswa untuk selalu memberikan tugas setiap harinya yang membuat siswa harus keluar rumah agar dapat memiliki jaringan.
Mungkin dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dapat membantu pelajar yang kurang memiliki fasilitas jaringan yang baik akan tetap dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif.