Palembang, Sriwijaya Media-Gubernur Sumsel Herman Deru (HD) melakukan pertemuan dengan Kepala BMKG Nugo Putratijo terkait antisipasi anomali cuaca di Sumsel, di ruang tamu Gubernur, Selasa (28/4/2020).
“Kita harus punya perhitungan. Kira-kira curah hujan kapan dimulai dan berhentinya sehingga kita bisa mengantisipasi, termasuk memberikan bantuan peralatan untuk kabupaten/kota,” kata Deru.
Deru mengilustrasikan, seperti tahun 2019, cuaca Sumsel cenderung minim musim hujan, bahkan didominasi musim kemarau hingga 9 bulan yang mengakibatkan panas, rawa kering dan ancaman Karhutla.
“Pada 2019, lahan Sumsel banyak terbakar akibat Karhutla. Pada tahun ini atas dasar pengalaman 2019, maka kita harus punya perhitungan tepat,” kata Gubernur.
Menurut Gubernur, ada 10 kabupaten di Sumsel yang rawan terjadi Karhutla. Artinya modal perhitungan cuaca kedepan dinilai sangat penting untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi akibat karhutla.
“Saya akan tunjuk para Bupati/Wali Kota dalam 10 kabupaten untuk menjadi bagian dari satgas Provinsi, tapi Bupati/Wali Kota juga menjadi ketua di satgas kabupatennya,” terangnya.
Deru melanjutkan semua yang berpotensi Karhutla adalah disektor kehutanan. Untuk itu, Dinas Kehutanan diminta agar menginventarisir hutan yang mana dapat diproduktifkan dengan keanekaragaman hayati.
“Untuk membuatnya produktif lahan, salah satunya dengan menanam kopi Liberica yang bisa tumbuh dilahan gambut. Sebesar 1,4 juta hutan kita rata rata sudah dalam kondisi parah. Nah, sekarang bagaimana kita merestorasi, minimal tidak menghasilkan asap lagi dengan cara lahan dipelihara,” tuturnya.(Ocha)