Palembang, Sriwijaya Media – Dalam rangka memeriahkan Hari Down Syndrome Dunia (HDSD), Ikatan Keluarga Anak Down Syndrome Palembang Sumsel (IKADS) mengadakan seminar mengenai pendidikan seks pada orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua Umum IKADS Sumsel Aliyuddin Asral, S.Pd., M.Si, dan Spesialis Tumbuh Kembang Anak Rumah Sakit Umum Palembang Dr Mohammad Hosein, dr Rismarini, Sp.A(K) dipusatkan di Aula Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah (RSUD SF) Palembang, Minggu (15/3/2020).
Dikatakan oleh dr Rismarini, Sp.A(K), kegiatan ini merupakan rangkaian dalam rangka HUT HDSD. Ada beberapa anak-anak Syndrome Down sudah mulai masuk usia remaja.
Kalau sudah remaja berarti perkembangan seksnya mulai meningkat sehingga ada tanda-tanda seksual.
“Tujuan kegiatan ini agar orang tua tahu bagaimana menghadapi anak-anak yang mulai masuk remaja. Jangan sampai orang tua tidak paham sehingga tidak bisa mengarahkan anak-anaknya. Anak Syndrome Down itu secara fisik seperti anak normal, termasuk hormon seksual, dorongan seksualnya, jadi keluarga harus tahu bagaimana cara mengatasinya,” ujarnya.
Kemudian, anak-anak itu hidup didalam lingkungan, mulai dari kecil yakni lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak-anak adalah pengamat, mereka akan mengamati bagaimana terjadi dilingkungan.
Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh yang baik, termasuk batasan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
“Kita tidak mungkin mengharapkan anak syndrome down untuk berfikir seperti anak normal. Melihat bagaimana kelakuan orang tua, itu yang akan direkam oleh mereka, dan akan diikutinya, karena menurut dia itulah yang benar,” ungkapnya.
Menurut Ketum IKADS Palembang Sumsel Aliyuddin Asral, bahwa peserta yang mengikuti kegiatan ini sekitar 30 orang, baik kaum adam maupun hawa.
“Kami menyadari bahwa anak itu mengalami tumbuh kembang. Para orang tua tetap harus memberikan pengertian, pengalaman, dan pengetahuan agar seluruh tahapan bisa dimengerti. Kegiatan ini bekerjasama dengan dokter anak di Rumah Sakit Umum, dan Dinas Sosial,” tegasnya.
Dia berharap anak ini tidak menjadi beban masyarakat, karena mereka punya kemampuan dalam hal menopang hidupnya sendiri. Dalam hal ini, pihaknya memaksimalkan dengan mengedukasi para orang tua untuk terus mengasuh anaknya secara maksimal,” pungkasnya.(ton)