Palembang- Sriwijaya Media-Kebijakan pemerintah menutup tempat ibadah seperti masjid, sebagai upaya untuk mengurangi dan memutus mata rantai Covid-19 mendapat sorotan dari Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumsel.
Ketua PKC PMII Sumsel Husin Rianda menegaskan melihat kebijakan tersebut sebagian masyarakat ikut mempertanyakan mengapa hanya masjid saja yang ditutup. Sedangkan tempat hiburan malam, mall, bioskop dan sebagainya masih tetap buka.
“Padahal tempat-tempat tersebut memiliki risiko cukup tinggi dalam penularan Covid-19,”tuturnya.
Dia menambahkan, seharusnya pemerintah lebih bijak dalam membuat kebijakan. Tidak hanya tempat ibadah saja yang ditutup, tapi tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya yang dianggap mempunyai risiko tinggi akan penularan covid-19 juga harus ditutup.
“Jika pemerintah tidak bersikap tegas dan bijak, maka kami yang akan melakukan sweeping ke tempat-tempat yang dianggap berisiko terhadap penularan Covid-19,” ungkapnya.
Sementara dari hasil investigasi di lapangan bahwa alat-alat atau fasilitas penunjang untuk pencegahan Covid-19 seperti masker dan hand sanitizer sangat langka dijumpai. Jika ada harga jualnya pun sangat tinggi. Bahkan naik sepuluh kali lipat sehingga sangat memberatkan masyarakat menengah kebawah.
Belum lagi dengan imbauan terkait dengan sosial distancing, tentunya sangat besar dampaknya terhadap perekonomian.
“Kita juga harus saling bekerjasama dan saling membantu dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, guna untuk meminimalisir penularan covid-19,” ucapnya.
Dia berharap semoga wabah ini cepat berlalu dan tidak menjadi momok menakutkan bagi masyarakat serta perekonomian kembali pulih seperti semula.(ch)