Palembang, Sriwijaya Media- Masyarakat Sumsel diminta untuk dapat mengubah stigma dan mindset tentang keluarga berencana melalui program kesejahteraan Keluarga Berencana (KB) yakni harus dapat mengatur jumlah dan jarak kelahiran anak.
Hal demikian dikatakan Gubernur Suka H Herman Deru saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) tahun 2020, di Hotel Beston, Rabu (4/3/2020).
“KB juga identik dengan kondom, spiral, dan suntik. KB jangan diartikan sebagai alat kontrasepsi belaka. Justru KB lah episentrum kesejahteraan keluarga dapat tercipta,” kata Deru.
Menurut Gubernur, saat ini KB telah menjadi kebutuhan. Bahkan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk memberikan layanan KB gratis bagi masyarakat melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“KB untuk membentengi masyarakat sebagai keluarga sejahtera. Belum tentu punya banyak anak bisa mensejahterakan keluarga pada cluster keluarga tertentu. Banyak dijumpai keluarga yang tak bisa mengatur jarak kelahiran anak. Dengan melaksanakan program KB, bisa mengontrol dan merencanakan jumlah anak, sekaligus kesehatan reproduksi ibu dapat terjaga,” terang Deru.
HD mengatakan agar KB jangan disingkat sebagai Keluarga Berencana saja, bisa juga dikenal sebagai Keluarga Berkualitas. Sebab selain kesejahteraan keluarga dapat diwujudkan, KB juga sebagai salah satu upaya mengentaskan kemiskinan. Saya juga meminta peringatan Harganas jangan sekedar ceremoni saja, tapi gunakan kesempatan itu sebagai alat untuk menyadarkan masyarakat tentang arti penting dan manfaat dari KB,” jelas HD.
Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Gubernur Herman Deru yang telah mendukung program Banggakencana BKKBN ini.
Melalui program Banggakencana 2020, Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya menitikberatkan pada upaya pencegahan menikah usia muda dan mencegah timbulnya stunting.
“Salah satu pesan Wapres saat membuka Rakernas BKKBN adalah bagaimana mencegah terjadinya pernikahan di usia muda. Ini bukan tanpa alasan, sebab jika menikah di usia muda yakni umur 17 tahun, organ reproduksi belum berfungsi secara maksimal yang bisa berdampak pada perdarahan pada ibu,” ucapnya.
Sejumlah upaya lain yang dilaksanakan pada program Banggakencana adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sosialisasi tentang pentingnya menyusui bagi bayi oleh ibu, sehingga bermanfaat untuk mencegah stunting dan menjaga jarak kelahiran secara alami.
“Kami telah menyuplai alat-alat kontrasepsi secara gratis ke seluruh BKKBN agar masyarakat dapat menikmati layanan KB gratis, juga lebih dari Rp20 miliar dibelanjakan untuk Sumsel. Tak hanya program KB, kami pun ada program Bina Keluarga Lansia,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, dilaksanakan juga pembacaan komitmen anti gratifikasi dan penandatanganan komitmen anti gratifikasi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Nopian Andusti dan Gubernur Herman Deru.(cha)