Bantuan Uang Kandang Ayam di OKI Diduga Disunat

IMG_20191216_161638

Kayuagung, Sriwijaya Media- Bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) atas uang kandang sebesar Rp500.000 per Rumah Tangga Miskin (RTM) disejumlah desa seperti di Desa Tanjung Serang maupun desa lainnya diduga disunat.

Pemotongan uang yang diduga dilakukan oknum kepala desa (kades) tersebut bervariasi, mulai dari Rp80.000 hingga Rp190.000 dari bantuan yang diberikan Kementan sebesar Rp500.000 dengan dalih untuk pembelian wadah pakan dan wadah minum.

Bacaan Lainnya

Selain pemotongan, penerima juga mengeluhkan kuantitas bantuan ekor ayam. Semestinya satu KK menerima 50 ekor ayam, namun realitanya tiga KK hanya menerima 50 ekor ayam.

Sebagian besar penerima bantuan berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI, dalam hal ini Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) OKI dapat kooperatif dan profesional dalam mengawasi pemberian bantuan tersebut.

“Disini kami (3 KK) menerima 50 ayam petelur maupun pejantan, termasuk uang untuk membuat kandang. Tapi, kena potong untuk pembelian wadah pakan dan minum sebesar Rp190.000. Ya, kami hanya menerima Rp310.000 per KK,” ujar Har, salah satu warga Tanjung Serang, Kecamatan Kayuagung, OKI, belum lama ini.

Menurut dia, pemotongan uang pembuatan kandang itu jelas dinilai sangat memberatkan. Menginggat pembuatan kandang ayam memerlukan biaya cukup besar.

Rata-rata, kata dia, bantuan ternak ayam petelur itu tak berlangsung lama dan para penerima kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

Menyikapi hal itu, Kepala Disbunak OKI, Aris Panani, S.IP., M.Si., mengklaim pemotongan uang kandang itu tergantung kesepakatan.

“Kalau mau dikoordinir, ya silakan. Uang Rp500.000 itu kan untuk kandang. Kita tanya, mau dibelikan wadah minum dan makan. Tergantung kesepakatan,” terangnya.

Dia mengklaim pihaknya sebatas mengecek keberadaan penerima saja, apakah berhak menerima bantuan ini atau tidak. Sementara penerima itu mengacu pada data dari Kementerian Sosial.

Disinggung fenomena tidak berkembangnya usaha atas bantuan ini dan masyarakat kerap menjual ayam itu, sambung Aris, dalam aturannya, ayam itu dijual tidak apa-apa karena ini bantuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Ayam petelur itu memproduksi telur selama 280 hari. Kami harap bantuan ini dapat berkelanjutan,” kata Aris seraya mengatakan tercatat tahun ini ada sekitar 300.000 ekor ayam petelur yang diperuntukkan bagi sekitar 5.900 KK yang tersebar di desa dalam Kabupaten OKI.(abu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *