Kayuagung, Sriwijaya Media- Bupati gan Komering Ilir (OKI), H Iskandar, SE membentuk tim investigasi kebakaran hutan kebun dan lahan (karhutbunlah) di Bumi Bende Seguguk.
Tim tersebut terdiri dari BPBD, Badan Perizinan, Dinas Lingkungan Hidup, Disbun, Dinas Pertanian, Dinas Pertanahan, Manggala Agni, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan UPTD Kementrian Kehutanan.
Dibantu TNI/Polri, tim ini bertugas menginvetarisasi lahan terbakar, melakukan pemetaan detail hingga investigasi penyebab dan akibat meluasnya karhutbunlah di wilayah OKI.
“Perintah Pak Bupati agar ada upaya evaluasi terhadap kasus karhutbunlah di OKI tahun ini,” kata Kalakha BPDB Kabupaten OKI, Listiadi Martin, S. Sos, Jum’at, (4/10).
Tim ini, kata Listiadi, bertugas memetakan lokasi terbakar secara detil baik wilayah, ruang, luasan, vegetasi hingga status lahan serta dampak yang terjadi.
“Bahkan ada tidaknya perbuatan yang melanggar larangan pembakaran kita dalami,” terangnya.
Selain upaya investigasi, tim bertugas melakukan langkah antisipatif melalui pemetaan areal terbakar hingga upaya penanggulangannya.
“Kita belajar dari kasus kebakaran tahun ini, lokasi yang paling rentan adalah belukar dan jauh dari sumber air, maka antisipasinya adalah memperbanyak sumber-sumber air melalui pembuatan sumur bor,” ujarnya.
Dari pemetaan itu, tim akan menentukan titik-titik penyebaran sumur bor, termasuk pelibatan perusahaan pemegang konsesi dalam pembuatannya.
Terkait pembuatan sumur bor, sembelumnya Dandim 0402 OKI Letkol Inf Riyandi mengaku sumur bor terbukti dapat digunakan untuk pemadaman api dengan cepat. Selain itu, sumur bor bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar.
“Di lokasi ini (Sepucuk), kami bikin 10 titik sumur bor. Tapi ada juga di Pampangan, Pangkalan Lampan, dan Tulung Selapan ada 14 titik. Ditambah lagi dari tim BRG,” kata Riyadi.
Riyandi mengatakan kapasitas air sumur bor dapat 4 liter per detik. Ini artinya dalam waktu satu jam sumur bor dapat mengeluarkan air 16.000 liter di musim kemarau dan setara dengan kemampuan empat mobil damkar berisi 4.000-5.000 liter untuk satu damkar.
“Hitungan kami ini sama dengan damkar, bedanya mobil itu membutuhkan waktu panjang dan tidak bisa jangkau langsung titik karhutla. Kalau sumur bor langsung,” kata Dandim.
Bupati OKI H Iskandar, SE saat meninjau kebakaran lahan di kawasan Sepucuk Pedamaran Timur meminta semua perusahaan di sekitar berpartisipasi aktif menangani karhutla, terutama yang masih terjadi di daerah lahan gambut.
“Saya minta perusahaan proaktif, termasuk pembuatan sumur bor. Kalau tenaganya kurang, kami bantu cari. Tapi lebih optimal kalau ini dapat melibatkan masyarakat,” kata Bupati.
Bupati juga mengajak Satgas Karhutla menangani kawasan rawan karhutla secara maksimal. Salah satunya melakukan kerja sama seluruh instansi.
“Komitmennya masih tetap sama seperti sebelumnya. Pakai pola keroyokan kita utamakan,” kata Iskandar.(abu)