Kayuagung, Sriwijaya Media- Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H Iskandar, SE mengajak Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan (Satgas Dalkarhutbunlah) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tetap siaga.
Hujan yang turun di hampir seluruh wilayah Kabupaten OKI, Selasa (24/9/2019), kata Iskandar, memang efektif menurunkan jumlah titik api (hotspot), namun bukan berarti status siaga dampak Karhutlah dicabut.
“Seharusnya kita sekarang berada dilapangan, namun pertemuan ini penting untuk mengevaluasi kerja-kerja kita dalam pengendalian Karhutbunlah. Saya juga mengajak untuk mengukuhkan semangat dan komitmen untuk mencegah terjadinya lagi kebakaran lahan,” ucap Iskandar pada Rakor Evaluasi Pengendalian Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan di Kantor Bupati OKI, Rabu (25/9).
Iskandar mengakui kebakaran lahan telah menjadi preseden buruk bagi kabupaten OKI. Namun upaya yang dilakukan sudah maksimal untuk mencegah maupun menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kalau hotspot kita banyak, itu karena luasnya wilayah OKI. TOKI tahun ini berkat kerja keroyokan jumlahnya jauh menurun dari tahun 2015 lalu,” jelasnya.
Iskandar juga menolak anggapan bahwa OKI jadi daerah penyumbang asap.
“Ini boleh kita cermati lagi. Apakah asapnya benar dari OKI. Apakah angin itu bertiupnya statis. Tapi tidak usah kita cari persolan itu yang penting fokus kita adalah mencegah kebakaran kembali terjadi,” papar Iskandar.
Kepada perusahaan pemegang konsesi lahan, Iskandar meminta tetap komitmen dalam pencegahan. Tidak hanya diareal HGU, juga menjaga radius sekitar.
“Komitmen saudara (perusahaan) bisa dilihat berapa besar anggaran yang disediakan untuk penanggulangan karhutlah. Sekarang tidak perlu diminta cukup kesadaran masing-masing karena akan menjadi catatan bagi Pemda,” ujar Iskandar.
Kapolres OKI AKBP Dony Eka Syaputra menambahkan dalam penegakan hukum pihaknya sudah menetapkan 11 tersangka pembakar hutan dan lahan dari 8 kejadian berbeda.
Doni mengatakan tidak menutup kemungkinan juga akan ada tersangka koporasi.
“Soal penetapan tersangka di OKI paling banyak. Jadi ini kami wanti-wanti, jangan sampai pemegang HGU lalai, kita akan cek peralatan, SDM nya sesuai atau tidak. Jangan sampai nanti ada upaya pembiaran,” ujar Doni.
Kapolres juga mengingatkan pasca hujan dua hari terakhir, bertambahnya hotspot masih memungkinkan maka upaya keroyokan tetap dimaksimalkan.
Sementara, Dandim 0402 OKI/OKI, Letkol Inf Riyandi mengatakan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian Karhutlah penting juga melibatkan masyarakat.
“Jadi dibalik framenya satgas yang membantu masyarakat bukan sebaliknya. Dengan upaya itu, penanggulangan efektif dilakukan,”jelasnya.
Dia menyebutkan kebakaran hutan dan lahan bukan karena bencana, namun ada ulah manusia.
“Ini dugaan kami yang berada dilapangan, kebakaran bukan karena bencana, tapi faktor kesengajaan ataupun kelalaian manusia,” tungkas Riyandi.
Terpisah, Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin mengaku hujan yang turun pada Selasa (kemarin) efektif menurutkan titik panas dan titik api (firespot) di Kabupaten OKI.
“Data terakhir kami pantau dari 150 hotspot turun drastis jadi 4 titik hari ini. Prediksi BMKG, hujan turun dalam beberapa hari terakhir, namun belum menandakan musim kemarau telah berakhir. Untuk itu upaya siaga tetap dilakukan,”katanya.(abu)