Indralaya, Sriwijaya Media-Kemenristekdikti kembali mengumumkan pemeringkatan Perguruan Tinggi (PT) pada 16 Agustus 2019.
Untuk peringkat Universitas Sriwijaya (Unsri) merosot dari peringkat 32 menjadi 36. Hal ini melengkapi kemerosotan peringkat Unsri dari tahun ke tahun selama kepemimpinan Prof Dr Ir H Anis Saggaff, MSCE selaku Rektor Unsri.
Karena pada tahun 2016 lalu l, Unsri berada pada peringkat 23, tahun 2017 peringkat 24, dan tahun 2018 pada peringkat 32.
Pemeringkatan PT menunjukkan kinerja kepemimpinan rektornya. Sebagai Rektor Unsri, Prof Dr Ir H Anis Saggaff, MSCE, kembali maju sebagai calon Rektor Unsri 2019-2024, dengan prestasi pemeringkatan yang sangat buruk.
Menyikapi terpuruknya peringkat Unsri, Drs H Iklim Cahya MM, yang merupakan alumni Fisipol Unsri tahun 89/90 mengatakan, bila SDM dosen Unsri itu sebetulnya tidak kalah kualitasnya dengan PT yang langganan masuk 10 besar di Indonesia. Hanya yang perlu menjadi perhatian adalah masalah konsentrasi dan focus.
Menurut mantan Ketua DPRD Ogan Ilir 2 periode tersebut, selama ini focus dosen terpecah antara kampus Palembang dan kampus Indralaya. Selain itu para dosen yang mengajar S2, S3 juga nyabang mengajar di PT swasta.
“Solusinya menurut saya, sebaiknya untuk jenjang S1 semua dipusatkan di kampus Indralaya, apalagi sekarang jarak tempuh Palembang-Indralaya sudah tidak ada masalah lagi, dengan adanya jalan tol, kereta kertalaya dan juga jalan lama,” jelas politisi partai Berkarya tersebut.
Sementara di kampus Bukit Besar Palembang, lanjut Iklim, khusus untuk jenjang S2, S3, dan vokasi (diploma). Begitu juga dosennya juga harus dibagi, kecuali yang memang keilmuannya langka. Kalau mau, kampus Indralaya bisa dimaksimalkan, karena gedung-gedung sudah banyak. Begitu juga untuk asrama dan perumahan.
“Dengann focus begitu, maka insyaallah kualitas PTN Unsri akan lebih meningkat, ke depannya,” jelasnya. (hdn)