Indralaya, Sriwijaya Media- Sungguh malang nasib Anisa Atifa (6), warga Desa Tambang Rambang, Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten Ogan Ilir (OI). Seharusnya diusia tersebut bisa bermain dengan teman sebayanya, namun Anisa harus terbaring lemad di tempat tidur karena ada pembengkakan sebesar buah kelapa dibagian paha sebelah kirinya. Bocah perempuan ini divonis dokter mengidap penyakit kanker tulang sejak Maret 2018 dan mulai di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) OI, Rabu (24/7).
Hal paling menyedihkan lagi, kaki perempuan yang hanya dua saudara itu harus diamputasi atau dilakukan kemotrapi untuk proses penyembuhan saat dirawat di RSUD Mohammad Husein pada September 2018 lalu. Namun kedua alternatif yang harus ditindak dokter itu tidak disetujui kedua orang tua pasien, Lilis Suryani (34) dan Fikriyanto (36), karena dinilai terlalu beresiko. Akhirnya saat itu, putri kesayangannya tersebut di bawa pulang ke rumah.
Ibu pasien, Lilis Suryani ketika dimintai keterangannya mengatakan, sebelum terjadinya pembengkakan itu, putrinya pernah terjatuh diprosotan sekitar Januari 2018 sehingga paha kirinya mengalami terkilir.
Namun sekitar 2 bulan sembuh pasca diurut melalui dukun kampung, rupanya Maret 2018, Anisa kembali terjatuh saat bermain-main dengan temannya sehingga mengalami patah tulang paha di sebelah kiri.
Untuk menyembuhkan tulangnya yang patah, Anisa kembali dilakukan urut kampung, namun hasilnya justru terjadi pembengkakan. Akhirnya, orang tua dan keluarga memutuskan untuk membawa Anisa ke RSUD Mohammad Husein guna dilakukan pengobatan. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter memvonis pasien mengidap penyakit kanker tulang.
Lilis dan suaminya mengaku terkejut begitu mendengar hasil pemeriksaan dokter. Bahkan, lebih terkejut lagi dan membuatnya panik, paha sebelah kiri putrinya itu harus diamputasi atau paling tidak dilakukan kemotrapi untuk tindakan pengobatannya.
“Saat itu saya menjadi panik karena dihadapkan pilihan sulit. Karena tidak mau ambil resiko, akhirnya putri saya di bawa pulang ke rumah,” kenang Lilis.
Namun selama di rumah, putrinya itu masih tetap diberikan pengobatan secara alternatif. Tapi selama berbulan-bulan pengobatan alternatif, nasib putrinya bukan semakin membaik tapi justru kondisi badannya semakin menyusut.
“Saya semakin panik begitu melihat tubuh putri saya semakin kurus, dan pembengkakan di paha kirinya itu terus membesar dan berurat, sehingga saya membawanya ke RSUD OI,” cerita Lilis.
Dibalik kesedihannya itu, Lilis terus berdoa mengharapkan keajaiban Tuhan agar anak keduanya bisa sembuh. Begitu juga kepada pemerintah daerah dan masyarakat diharapkannya kepedulian dan bantuannya guna meringankan beban keluarga.
Sementara Bupati OI HM Ilyas Panji Alam sempat membesuk pasien Anisa dan sudah berkoordinasi dengan Baznas, Dinas Kesehatan dan Dinsos untuk memberikan bantuan. (sul)