INDERALAYA-Bertahun-tahun mengasingkan diri di hutan lebat perkebunan karet di wilayah Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI) akhirnya membuat Syaiful (80) terkena penyakit gizi buruk akibat kurang asupan makanan bergizi.
Bujangan yang sudah berusia lanjut ini terlihat pucat dan tubuhnya pun sangat kurus. Namun akhirnya lelaki beralamat di RT 4 Kelurahan Tanjung Batu Timur ini sedikit bisa bernapas lega karena mendapat kunjungan Bupati Ogan Ilir HM Ilyas Panji Alam beserta instansi terkait, Senin (11/3).
Melihat kondisi kesehatannya yang kurang baik, Syaiful langsung di bawa ke RSUD Tanjung Senai Inderalaya, karena kondisi kesehatannya membutuhkan perawatan serius.
Bupati OI HM Ilyas Panji Alam saat berkunjung ke rumah Syaiful didampingi Kepala Dinas Kesehatan OI Nurharlina, Kadin Sosial Irawan Sulaiman, Camat Tanjung Batu Dasri, Kepala Puskesmas Tanjung Batu H A Faid, Lurah Tanjung Batu Timur A Soby YK. Mereka turun ke lapangan untuk melihat dari dekat keadaan Syaiful yang berstatus bujangan yang tinggal sebatang kara hidup ditengah kebun karet milik keluarganya.
Bupati berharap agar Syaiful mendapat perawatan mengingat kondisi kesehatannya memerlukan penangan.
“Pak Syaiful ini perlu mendapat perawatan medis yang serius, karena melihat kondisi tubuhnya sangat kurus dan terlihat tidak sehat,” perintah bupati saat melihat dari dekat keadaan Syaiful baik kesehatannya, tempat tinggal dan juga lingkungan.
Sementara itu, Kadin Sosial OI Irawan Sulaiman, mengatakan, setelah mendapat perawatan kesehatan, Syaiful nantinya akan ditempatkan di panti sosial agar perawatan, sandang pangannya terjamin.
Setali tiga uang, Kadinkes OI Nurharlina saat ditemui dilokasi mengatakan, kondisi Syaiful memang harus membutuhkan perawatan, karena kelihatan pucat, sesak nafas, gizi buruk, kebersihan badan sendiri juga kurang perhatian.
Dari laporan warga, sehari-hari Syaiful tinggal sendiri digubuknya berukuran 2 x 3 meter ditengah kebun karet. Dia sendiri tidak bekerja lagi menjadi penyadap karet sejak mengalami sakit. Selama ini pria ini tidak berkeluarga alias membujang, sehingga aktifitas kesehariannya dikerjakan sendiri, mulai memasak, mencuci pakaian dan mandi dengan mengandalkan air hujan.
Makan sehari hari mengandalkan pemberian orang lain. Hanya saja, keluarganya seminggu sekali datang sambil memberikan bantuan makanan. (sul)