KAYUAGUNG- Setelah adanya dugaan percaloan tiket berobat, kini giliran pelayanan obat di RSUD Kayuagung dikeluhkan. Pasien sebagai peserta program Jamsoskes mengeluhkan prosedur pemberian obat oleh RSUD Kayuagung. Pasalnya, pemberian kebutuhan obat oleh Apotik Ibnusina RSUD Kayuagung tidak sesuai dengan resep dokter.
“Kita berobat ke rumah sakit dan memperoleh resep obat dari dokter untuk kebutuhan 30 hari ke depan. Tapi di apotik diberikan hanya untuk 1 minggu. Inikan aneh,”ujar Indri Yurita, ibu dari Abidzar ghifari yang menderita penyakit TB paru, Senin (10/9).
Warga Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang ini mengatakan, kalu dirinya sempat ribut dengan petugas apotik terkait permasalahan ini.
“Saya bingung selama ini obat untuk anak saya selalu untuk 30 hari tapi saya tidak mengerti kenapa hanya dikasih 1 minggu jangan-ada permainan dari pihak RSUD,”ujarnya.
Indri sempat ingin memotret resep dari dokter tersebut, tapi belum sempat mengambil foto resep dokter langsung ditarik oleh pegawai apotik.
“Kalau memang regulasinya harus seperti kenapa mereka harus takut, terus kenapa dokternya tidak tahu kalau sistem obat tersebut hanya untuk 1 minggu kan aneh,”terangnya.
Indri mengungkapkan, pengobatan penyakit yang diderita anaknya tersebut menggunakan jamsoskes.
“Saya tidak masalah kalau memang aturan main pemberian obatnya seperti itu, asal jelas jangan sampai pihak RSUD mengambil keuntungan dari obat tersebut,”jelasnya.
Welly Tegalega S.H, pemuda pemantau pembangunan OKI menduga, ada permainan dalam sistem pemberian obat di RSUD Kayuagung.
“Kita berharap pihak RSUD Kayuagung terbuka terkait permasalahan ini kalau memang ada regulasi terkait pemberian obat harus dijelaskan kepada pasien,”terangnya.
Menurut Welly, dengan adanya keluhan dari pasien ini ada indikasi permainan yang dilakukan pihak RSUD.
“Bisa jadi obat pasien berdasarkan resep dokter untuk 30 hari sementara hanya diberikan untuk 7 hari sisa obatnya kemana jangan-jangan mereka klaim untuk obat tersebut tetap 30 hari jadi ini harus ditindak lanjuti,”ungkapnya.
Direktur RSUD Kayuagung dr Fikram, ketika dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengetahui kejadian itu.
‘’Kalau memang ada seperti itu, bisa jadi karena stok obat di apotek tinggal sedikit. Sebab, kita kan butuh beli obat. Sedangkan dari BPJS atau Jamsoskes kan belum ada pembayaran. Jadi, bisa jadi karena stok obatnya lagi kosong atau tinggal sedikit,” terang dr Fikram singkat.(abu)