KAYUAGUNG- Pembuangan limbah atas pembangunan jalan tol Kapal Betung di Desa Celikah, Kecamatan Kayuagung akhirnya berbuntut panjang. Puluhan warga yang terkena dampak penimbunan limbah protes dan meminta PT Prima Indojaya Mandiri (PIM) maupun PT Waskita Karya untuk menggali kembali sehingga lahan tersebut bisa ditanami padi.
Warga Desa Celikah, Muhammad Hasyim didampingi Daud mengatakan, sudah lebih dari dua tahun ini warga mengalami gagal tanam karena tanah sawah ditimbun lumpur yang telah mengeras.
Akibatnya sawah miliknya dengan panjang 26,5 meter x lebar 28,5 meter dan ada lagi yang panjang 22 meter di Dusun 1 Desa Celikah tidak bisa ditamani padi. Padahal jika ditanam padi bisa menghasilkan 50-100 kaleng padi.
“Penimbunan ini sudah dua tahun dilakukan, tetapi tidak ada pemberitahuan sama sekali,”terang M Hasyim, Selasa, (10/7).
Menurut dia, sebenarnya warga yang terkena penimbunan ini mendukung pembangunan tol Kapal Betung. Hanya saja tanah milik warga yang ditimbun tanpa pemberitahuan sama sekali.
Untuk itu, pihaknya juga meminta ganti hasil panen selama dua tahun terakhir.
“Menurut pengakuan pihak sub kontraktor PT Waskita Karya, mereka sengaja menimbun lahan itu dan sudah melakukan ganti rugi kepada pemilik lahan. Tapi saya tidak pernah dipanggil untuk hal ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kades Celikah, Kartiwan menambahkan, pihaknya sudah menggelar rapat untuk menyelesaikan permasalahan ini, dan direncanakan Rabu ini (11/7) pihak Waskita Karya akan bertemu langsung dengan warga.
“Tapi ada beberapa warga yang melakukan pengukuran sendiri,”akunya.(abu)