Pemkab OKI Tekan Tingkat Stunting

IMG_20180424_103507

KAYUAGUNG- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI mengklaim serius menangani permasalahan stunting. Melalui kesadaran semua pihak diupayakan tingkat stunting di OKI dapat diminimalisir.

Plt Bupati OKI HM Rifai, SE menyatakan isu stunting atau gizi buruk menjadi perhatian serius pemerintah. Berdasarkan data bappenas bahwa Kabupaten OKI memiliki tingkat stunting tinggi atau nomor satu dibanding kabupaten dan kota di Sumsel.

Bacaan Lainnya

“Masalah stunting menjadi perhatian serius bagi Pemkab OKI. Bahkab BKKBN Sumsel merancang kegiatan terpadu untuk mencegah stunting. Kami harap semua pihak bersatu padu mengentaskan masalah stunting ini,” ujar Plt Bupati dalam sosialisasi penyiapan generasi emas melalui 1.000 hari pertama kehidupan di Gedung Kesenian Kayuagung, Selasa (24/4).

Menurut Plt Bupati OKI, pengentasan stunting yang ada di OKI terdapat di 10 desa di 5 kecamatan yakni Kecamatan Tanjung Lubuk meliputi Desa Jambu Ilir, Kecamatan Teluk Gelam, meliputi Desa Benawa, Desa Sugi Waras. Kecamatan Pedamaran seperti di Desa Sukadamai, Kecamatan Pampangan seperti Desa Mangris dan Kecamatan Lempuing Jaya seperti Desa Tanjung Sari.

“Kami akui kondisi MCK di OKI, khususnya di 5 kecamatan terpanjang dan masih dimanfaatkan masyarakat OKI. Permasalahan inilah yang perlu penekanan ataupun sosialisasi agar masyarakat mengerti dan mau merubah pola menuju ke hidup sehat dan bersih,” jelas Plt Bupati OKI.

Sementara itu, Kepala BKKBN OKI Al Hadi Nasir menyatakan langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini. Bahkan saat masih di dalam kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).

“Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Waspi menambahkan untuk di OKI ada 10 desa yang menjadi sasaran dan ditargetkan 10 desa itu menjadi kampung KB.

Bahkan tidak menutupkemungkinan stunting atau gagal tumbuh pada anak balita bukan hanya di OKI, tapi terjadi juga di kabupaten lain di Sumsel.

“Program Kampung KB bertujuan untuk mencegah stunting. Kami menjadikan program kampung KB menjadi miniatur agenda keluarga berencana dan pembangunan keluarga. Program tersebut sebagai upaya untuk memastikan masyarakat OKI melaksanakan konsep hidup sehat dan sejahtera,” ucapnya.(abu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *