KAYUAGUNG- Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat minim diikutsertakan dalam event OKI Expo 11-15 Oktober 2017 di GOR Biduk Kajang, Kayuagung. Padahal ajang tahunan dalam rangka memeriahkan HUT OKI ke 72 tahun ini sangat ditunggu-tunggu pelaku UMKM lokal untuk mempromosikan produk unggulannya.
Ironisnya, dalam kegiatan OKI Expo itu justru mengajak perusahaan skala besar seperti bisnis waralaba makanan siap saji CFC, dua dealer mobil ternama, es krim Bengkulu, dan lainnya.
Begitupun keberadaan pelaku UMKM di OKI Expo menyajikan produk diluar OKI, seperti produk dodol Garut, pakaian, sepatu dan lainnya.
“Kayaknya OKI Expo tahun ini tidak begitu semarak. Harusnya panitia memilah-milah pelaku UMKM yang akan ikut dalam OKI Expo ini. Justru di OKI Expo ini banyak produk luar OKI seperti dodol Garut, makanan siap saji CFC, rokok Sampoerna, Telkomsel dan lainnya,”ujar Sueb, salah satu pengunjung OKI Expo, Kamis (12/10).
Menurut warga Kayuagung ini, pelaksanaan OKI Expo ini harusnya lebih memunculkan karakteristik produk lokal, seperti kopi Tanjung Lubuk, tikar purun Pedamaran, kerupuk kemplang Kayuagung dan lainnya.
Disamping itu pula, event OKI Expo diupayakan mampu mengangkat perekonomian masyarakat melalui pendapatan yang diterima pelaku UMKM lokal.
“Kami menilai OKI Expo ini hanya sebagai kegiatan seremonial saja. Sebab multi effect player tidak langsung menyentuh pelaku UMKM lokal. Dalam hal ini, yang lebih diuntungkan ialah pihak EO DNA,” tuturnya.
Dia berharap pihak pemangku kepentingan sebelum memutuskan dapat lebih teliti dan menganalisa EO mana yang akan memegang pelaksanaan kegiatan OKI Expo.
“Jika hanya mementingkan profit semata dari keputusan penunjukkan EO jelas akan berdampak pada orang banyak. Seharusnya pemangku kepentingan tidak gegabah dalam menunjuk pelaksana kegiatan atau EO,” jelasnya.
Sementara itu, Pemuda pemantau pembangunan OKI, Welly Telega, S.H, mengatakan, kegiatan OKI Expo tahun ini dinilai carut marut. Hal ini dikarenakan tidak profesionalisme penyelenggara kegiatan (EO).
“Sangat disayangkan event tahunan yang semestinya menjadi pesta rakyat ini sepi pengunjung dan minim peserta, terutama pelaku UMKM lokal,”tuturnya.
Welly menduga banyak pelaku UKM yang tidak mengikuti pameran karena mahalnya sewa stand. Untuk satu stand kerucut ukuran 3×3 dipatok harga Rp3juta.
“Ironis pelaku UMKM banyak ditempati makanan siap saji CFC, dealer mobil, produk dodol dari Jawa dan lainnya,”katanya.
Sayangnya saat mau dikonfirmasi, manajemen CFC saat ditemui di lokasi OKI Expo belum membuka usahanya. (abu)