Diare dan GE Mewabah, Dua Pasien Meninggal

IMG_20171026_170716

KAYUAGUNG- RSUD Kayuagung mencatat sejak tiga bulan terakhir yakni Agustus hingga akhir Oktober 2017, setidaknya dua dari ratusan pasien penyakit diare dan gastroenteritis (GE) yang menjalani rawat inap di RSUD Kayuagung dinyatakan meninggal dunia.

Meninggalnya dua pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu terjadi pada Agustus 2017 lalu lantaran pasien lamban dibawa ke Rumah Sakit (RS) sehingga penderita shock dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Bacaan Lainnya

“Jadi masyarakat perlu mewaspadai hal ini. Untuk itu, sebelum mengidap penyakit diare dan GE, biasakanlah berprilaku hidup bersih dan sehat, sehingga terhidar dari virus penyebab penyakit ini,” kata Direktur RSUD Kayuagung, dr Fikram, Kamis (26/10).

Fikram berharap kepada seluruh masyarakat di Kabupaten OKI untuk dapat mewaspadai penyakit tersebut dengan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Berdasar data yang dihimpun Bagian Rekam Medik RSUD Kayuagung pada Agustus 2017, ada sebanyak 116 pasien penyakit diare dan GE yang menjalani rawat inap dan dua pasien diantaranya meninggal dunia.

Sementara pada September 2017, penderita penyakit ini meningkat menjadi 137 pasien yang menjalani rawat inap.

“Kalau untuk pasien yang rawat jalan pada Agustus ada 58 pasien dan September ada 45 pasien. Jika sedikit saja telat untuk dibawa ke tempat pelayanan medis seperti puskesmas dan rumah sakit, maka dampaknya akan sangat berbahaya bagi si penderita,” jelas Fikram.

Fikram melanjutkan, penyakit diare dan GE adalah infeksi pada usus atau perut yang disebabkan beberapa jenis virus dan bakteri. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah flu perut atau flu lambung.

“GE bisa menyebabkan mual, muntah, diare, kram perut, atau terkadang demam pada penderitanya,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Fikram, Gastro enteritis bisa menyebar melalui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi virus.

“Infeksi ini mudah sekali menyebar di fasilitas umum yang tertutup, seperti di dalam ruang kelas, tempat perawatan anak, atau ruang perawatan umum,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan OKI mengatakan, gejala GE akan muncul antara 1-3 hari setelah terinfeksi. Tingkat keparahan gejala beragam, mulai dari ringan hingga parah. Gejala umumnya akan berlangsung selama 1-2 hari, tapi bisa juga hingga 10 hari.

“Gejala-gejala yang biasanya muncul di antaranya sakit dan kram perut, diare berair, namun tidak bercampur darah, mual dan muntah. Sementara gejala yang cukup parah apabila lambat diberi perawatan dokter yakni muntah darah, muntah setelah minum, muntah-muntah yang berlangsung selama lebih dari 48 jam, demam di atas 40 derajat celcius dan buang air besar disertai darah,” tuturnya.(abu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *