KAYUAGUNG- Dua warga Desa Awal Terusan, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten OKI yakni Marlina, (29) dan Senen, (21) terkesan minim dengan sentuhan dan pendampingan dari Dinas Kesehatan OKI. Buah hati pasangan Hamdi (58) dan istrinya Masri (54) ini merasakan pilu teramat sangat menanggung kedua anaknya menderita penyakit lumpuh layu yang diderita sejak masih kecil.
Disebuah rumah panggung relatif kurang layak dengan luas sekitar 6 x 8 meter persegi ini, kedua penderita lumpuh layu ini terbaring lemas. Bahkan untuk meminta makan dan buang air pun hanya dengan menggunakan bahasa verbal dengan cara menangis.
“Kami memiliki 4 orang anak. Anak pertama yakni Sarmina, kena penyakit lumpuh layu dan meninggal dunia tahun 2006. Alhamdulillah anak terakhir, Tantri (12) yang juga terkena lumpuh layu bisa diobati dan sekarang masuk SMP,” kata ibu Masri.
Khusus dua anaknya yang lumpuh layu ini, Masri melanjutkan kalau anaknya ingin makan hanya memberikan isyarat saja. Jika menangis, maka kedua anaknya ingin lapar. Namun jika ingin buang air mengisyaratkan nangis lebih kencang.
Untuk memenuhi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) kedua anaknya itu, dirinya dan suaminya menggendong sang anak ke arah sumur.
“Saat ini WC belum ada. Jadi untuk buang air di lebak yang berada di belakang rumah. Mau tidak mau harus digendong ke arah sumur,” jelasnya.
Selain belum memiliki WC, kondisi rumah panggung ini juga agak menyulitkan.
Beruntung, keluarga ini adalah penerima KIS dan KIP sehingga bisa sedikit membantu beban keluarga.
“Beberapa hari lalu, anak bungsu Tantri minta ingin dibelikan sepatu untuk sekolah. Tapi karena belum punya uang, jadi harus ditunda dulu. Alhamdulillah tahun 2006 lalu dapat bantuan. Dari bantuan itu sedikit demi sedikit bisa ditabung hingga akhirnya bisa membeli tanah ini dan membangun rumah. Ya, awalnya tinggal di sawah, agak jauh dari desa,” ucapnya.
Sementara itu, Camat SP Padang Herliansyah Halaluddin mengatakan, di Kecamatan SP Padang terdapat beberapa warga yang menyandang kebutuhan khusus berat. Salah satunya dua saudara yang beritanya viral di media sosial.
“Kami dari pemerintah, mulai dari dinas sosial, camat, kades, dan puskesmas terus melakukan pendampingan. Ya, selalu kami perhatikan, bukan tidak ada perhatian,” jelas Herliansyah.
Dia menjelaskan bahwa dana untuk penyandang disabilitas berat seperti ini terus diberikan oleh pemerintah.
“Namun bantuan dari pemerintah tidak bisa mengcover seluruh kebutuhan mereka. Mungkin saja ada dermawan dari luar yang bersedia menyumbangkan bantuannya kepada keluarga ini,” ucapnya.
Kades Awal Terusan Alamsyah Fajri didampingi salah satu anggota Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM), Meri menjelaskan bahwa pendampingan akan terus dilakukan kepada penyandang disabilitas ini.
“Sebenarnya di Desa Awal Terusan ini ada juga penyandang disabilitas berat lainnya. Waktu itu ada enam orang tapi dua diantaranya sudah meninggal,” jelasnya.
Dia mengklaim sudah mengajukan bantuan dan saat ini masih menunggu.
“Intinya kami akan terus melakukan pendampingan kepada warga yang membutuhkan ini,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan OKI HM Lubis, MKes saat dikonfirmasi selulernya tidak dalam keadaan aktif. (fian)