KAYUAGUNG- Tingginya konsumsi masyarakat jelang Ramadan tahun ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten OKI telah menyiapkan formula aksi program 5K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi serta Koordinasi dan Kerjasama.
Melalui program 5K itu diharapkan mampu menjaga kenaikan harga dan menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis di OKI.
“Suatu hal yang lazim, ketika jelang Ramadan, demand masyarakat sangat tinggi. Dengan adanya program 5K diharapkan dapat menstabilkan harga dan menjaga pasokan komoditas pangan,” kata Wakil Ketua TPID OKI, Heri Susanto, S. Sos di Ruang Rapat Bende Seguguk I, Senin (15/5).
Dalam menjaga ketersediaan pasokan, lanjut dia, TPID OKI melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah melakukan langkah-langkah antara lain dengan menjadikan OKI sebagai sentra cabai dan bawang bersama Bank Indonesia seluas 50hektar, melakukan program serap gabah petani (sergap), program sapi indukan wajib bunting (siwab).
Selain itu, membentuk satgas penanggulangan kerusakan jalan untuk memperlancar distribusi, retribusi murah bagi angkutan sembako serta melaksanakan pasar murah di kecamatan.
“Koordinasi cepat ini kita lakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadan untuk menghindari kenaikan-kenaikan harga komoditas di pasaran,” tutur Heri.
Heri mengungkapkan bahwa laju perekonomian di Kabupaten OKI masih dipengaruhi berbagai permasalahan antara lain defisit anggaran, kondisi curah hujan tinggi mengakibatkan kerusakan jalan yang menghambat rantai distribusi.
Sementara itu, Kabag Ekonomi Setda OKI Arie Iskandar menambahkan jelang Ramadan biasanya sejumlah kebutuhan pokok meranjak naik. Namun kenaikan harga masih terkendali.
“Jelas ada kenaikan harga, tapi masih dibawah kendali. Biasanya, jika harga diluar kendali, maka pemerintah akan melakukan intervensi dengan melakukan operasi pasar,” terangnya.
Berdasar arahan Mentan, Kapolri, Mendag yang disampaikan ke Bulog pasca rapat TPID pusat menetapkan untuk harga gula maksimum Rp12.500 per kilogram, minyak goreng Rp12.000 per kilogram.
“Kalau tinggi Bulog akan OP dengan harga gula Rp11.500 per kilogram dan minyak goreng Rp11.000 per kilogram. Ya, kalau lebih dari itu Bulog bisa ambil alih dengan melakukan OP,” jelasnya.(fian)